Ambarawa, 2 Juli 2015
Hari ini adalah puasa ramadhan
hari ke-13. Waktu berlalu dengan cepat ya, namun diwaktu yang cepat ini aku tak
ingin membuatnya sia – sia. Untuk mengisi kekosongan, hari ini aku memutuskan
untuk berkeliling di kota kecilku. Ambarawa, Jawa Tengah.
Sudah 8 bulan lamanya aku pergi meninggalkan kota tercintaku ini untuk merantau mencari pengalaman baru. Dan selama itu pula aku terus teringat akan kota kecil di Jawa Tengah ini. Kota kecil nan sederhana yang penuh kehangatan dan keramah-tamahan masyarakatnya. Bahkan aku lahir dan besar di Ambarawa. Itu artinya aku telah hidup di kota ini selama 18 tahun lebih.
Sudah 8 bulan lamanya aku pergi meninggalkan kota tercintaku ini untuk merantau mencari pengalaman baru. Dan selama itu pula aku terus teringat akan kota kecil di Jawa Tengah ini. Kota kecil nan sederhana yang penuh kehangatan dan keramah-tamahan masyarakatnya. Bahkan aku lahir dan besar di Ambarawa. Itu artinya aku telah hidup di kota ini selama 18 tahun lebih.
Bosan? Tidak!
Karena selama itu pula aku selalu
bersyukur akan apa yang kota kecilku miliki. Bahkan aku selalu mencintai apa yang
terbaik untuk kotaku ini. Mulai dari kuliner, kegiatan, sampai tempat wisata
yang ada. Maka dari itu aku tak pernah merasa bosan berada di sini.
Walaupun setiap hari melihat itu
– itu saja, namun ada hal yang perlu kalian tahu tentang kota Ambarawa ini. Disini
terdapat 2 destinasi wisata iconic
yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, lho.
Bahkan sampai ke mancanegara! Hebat.
Yap, Monumen Palagan
Ambarawa dan Museum Kereta Api
Ambarawa. Rugi deh kalau mengunjungi Ambarawa namun tak pernah menginjakkan
kaki di tempat ini. Dan juga, dua destinasi wisata tersebut adalah tempat
favorit aku, hehe..
Kenapa menjadi favorit? Karena
kalau kalian ingin belajar arti dari perjuangan dan cinta tanah air, bisa deh dengan mengunjungi tempat ini.
Disini banyak sekali peninggalan dari jaman peperangan dari Belanda dan Jepang.
Mulai dari senjata, atribut, sampai seragam peninggalan penjajah terpajang rapi
di museum Isdiman yang juga berada dalam kawasan Monumen Palagan Ambarawa.
Kalau ditanya tentang Monumen Palagan Ambarawa, pasti yang terlintas dibenak para wisatawan adalah Pesawat Moncong Merah yang terpajang megah di salah satu sisi monumen. Ya, pesawat ini merupakan saksi sejarah bagi masyarakat Ambarawa yang saat itu berusaha mati – matian dalam merebut kota ini dari para penjajah.
Dulu, monumen ini tak sebagus
sekarang. Fasilitas yang ada juga masih seadanya. Tapi itu dulu, kalau sekarang
jangan ditanya lagi. Semua telah diperbaiki demi menarik para pengunjung. Jika
dulu wisatawan hanya disuguhi berbagai peninggalan masa penjajah sekarang
monumen Palagan telah dilengkapi fasilitas bermain untuk anak – anak. Hal ini
tentu bertujuan agar wisatawan muda tidak merasa bosan berada disini. Selain
itu ada juga Mushola bagi wisatawan muslim.
First impression saat memasuki Monumen Palagan Ambarawa adalah tenang, sejuk, dan nyaman. Bener deh, senang rasanya berada ditempat
seperti ini. Bahkan kalau kalian ingin ketenangan sembari belajar, bisa datang
ke tempat ini dan menikmati tenangnya suasanya monumen. Cukup membayar Rp
5.000,- saja. Yang jelas, tempat ini bersih.
Pokoke puenak tenan…
Pokoke Resik |
Tak jauh dari Monumen Palagan
Ambarawa, ada tempat favorit warga Ambarawa nih, Museum Kereta Api Ambarawa. Hmm .. siapa coba yang tak tahu tempat
ini?
Belum tahu? Tak apa, museum ini dulunya adalah stasiun kereta api pada masa kolonial. Tempat ini sudah dibangun sejak tahun 1873. Mengagumkan ya? Semua bangunan disini serba klasik. Bentuknya masih serupa pada masa penjajahan dulu. Dari dulu sampai sekarang bentuk bangunan tetap sama dan pastinya dipertahankan. Hal ini ditujukan agar wisatawan dapat merasakan bagaimana rasanya nuansa stasiun tempo dulu.
Jika dipikiran banyak orang
museum merupakan tempat yang membosankan, mungkin kalian harus mengunjungi tempat ini
deh. Kesan pertama sewaktu memasuki
kawasan wisata ini adalah keren.
Bagaimana tidak, sebelum berjalan ke museum kita disuguhi berbagai lokomotif kuno yang terpajang rapi. Semua lokomotif ini asli loh. Dan keren-nya adalah beberapa lokomotif ini hanya diproduksi sebanyak 2 unit di dunia. Indonesia wajib bangga nih, hehe..
Setelah melihat “pembuka”,
kita akan berjalan menuju museum. Dan atmosfer masa kolonial langsung dapat
kita rasakan. Dengan harga tiket masuk yang hanya Rp 10.000,- sudah sangatlah
cocok dengan yang kita dapatkan. Dimuseum ini kita akan diajak untuk melihat
berbagai benda – benda perkereta api-an dimasa lampau. Seperti benda yang digunakan para pekerja stasiun di masa penjajahan, seragam para pekerja, topi, mesin ketik kuno, dan benda - benda antik yang hanya ada disini. Semua itu berada dalam ruang khusus. Penasaran? Makanya kesini.
Nah, selain itu yang membuat aku tak pernah
merasa bosan mengunjungi tempat ini adalah banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung. Biasalah orang Indonesia mah suka gitu kalau lihat bule hehe.. tapi bukan itu yang buat aku
senang. Yang membuat aku senang adalah ketika aku dapat berkomunikasi dengan
mereka. Karena setiap kami berkomunikasi, pasti yang sering aku dengar adalah
pujian untuk tempat ini. hmm… jadi makin cinta dengan tempat wisata yang satu
ini. Keren.
Nah, sekarang kalau bule aja pada
tertarik datang kesini, kenapa kalian enggak? Ayok !
----------------
Visit Indonesia?! Visit Jawa tengah 2015
Wah .. Keren ya, jadi pengen kesana
BalasHapusYa dong, hayuk ke sini hehe
HapusHalooo, Kak! Mau ikut jelajah Kalimantan GRATIS & dapetin MacBook Pro? Ikuti lomba blog "Terios 7 Wonders, Borneo Wild Adventure" di http://bit.ly/terios7wonders2015
HapusJangan sampai ketinggalan, ya!