Pages

Senin, 09 Juni 2014

Kemana Pun Asyik Walau Modal "KATANYA" Tak Asik



Suatu hari, sepasang sepatu sedang bercengkrama menikmati masa – masa indah mereka. Dijemur sang pemilik. Setelah beberapa minggu mereka ga dicuci, inilah masa – masa yang menyenangkan bagi mereka. Sepasang sepatu itu sebut saja Kanan dan Kiri.
*now playing : Tulus – Sepatu*

Si Kanan ini ceritanya terpisah dari si Kiri karena tertukar dengan sepatu milik saudara waktu di  Jakarta. Si Kiri yang kesepian mencoba berharap si Kanan kembali. Sampai akhirnya mereka bertemu.

Si Kanan yang pulang dari Jakarta menceritakan betapa borosnya hidup di sana. Apa – apa mahal, dikit – dikit bayar, si Kanan sangat kesal karena di sana juga kotor. Si Kiri merasa kasihan karena si Kanan yang diperlakukan seperti itu. Akhirnya si Kiri punya inisiatif mengajak si kanan jalan – jalan keliling Ambarawa.

“Bro, jalan – jalan yuk!” ajak Kanan.
“emang lu ada duit?”

Kanan pun melihat isi dompetnya. 

MENGERIKAAN
Kiri pun jadi ragu dengan ajakan Si Kanan. Alasan Kiri ragu karena ia terbiasa hidup di kota Jakarta yang serba mahal hampir 1 tahun. Keesokan harinya, Kanan pun mengajak Kiri jalan – jalan berkeliling kota Ambarawa.

Serius?? Serius lah. Ambarawa beda dengan Jakarta. Sembari menunggu angkutan umum, si Kanan terus gelisah karena takut kekurangan uang. Tujuan pertama mereka yaitu Gereja Jago Ambarawa. Nah bagi kalian yang pengen wisata religi yang GRATIS bisa nih datang ke sini. Selain tempat yang indah. Arsitektur bangunan ini juga masih ketje keules.

Ketje Keuless

Nama asli gereja ini sih Gereja Santo Yusup Ambarawa. Tapi masyarakat sini lebih senang menyebut Gereja Jago karena dipucuk menara ada penunjuk arah mata angin berbentuk Ayam Jago.



Next, si Kanan mengajak Kiri berjalan menuju tempat selanjutnya. Sejauh mata memandang hanya tersaji pemandangan hijau yang menyejukkan mata. Si Kanan hanya bisa terpesona dengan pemandangan yang masih asri karena di Jakarta hanya bisa melihat gedung – gedung tinggi.


Sampe deh didestinasi berikutnya, Goa Maria Kerep Ambarawa (GMKA). BEBAS BIAYA MASUK. Sekali lagi GRATIS. Apalagi perjalanan dari Gereja Jago juga free. Hehe #AkuCintaGratisan. Jadi si Kanan ini pengen memperlihatkan lagi tempat yang bebas polusi. Karena sebagaimana kita tahu kalau Jakarta itu gudangnya polusi di Indonesia.

Hampir 2 jam mereka menghabiskan waktu di tempat yang damai ini. apalagi GRATIS, siapapun ga mungkin menolak. Setelah puas, si Kanan mengajak Kiri membeli minuman. Keluar kocek Rp 3.950,- daritadi mereka belum minum. Apalagi perjalanan di tempuh naik kaki (baca : berjalan). 



“bro, seneng ya lu disini. Masih bersih, bebas polusi, murah juga.” Kata Kanan.
“iya.. seneng rasanya bisa disini, apa – apa masih mudah ya walaupun jauh.”
“lu ga pengen punya motor?”
“ya pengen, tapi ya sudahlah.. tahu kondisi dompet juga lah hahaha”

Kanan dan Kiri kembali melanjutkan perjalanan menuju destinasi berikutnya. Karena tempat selanjutnya ini agak jauh. Si kanan memutuskan untuk naik angkutan umum saja.


Selama perjalanan Kiri menceritakan kepada Kanan kalau di Ambarawa ini pernah terjadi Perang  besar – besaran selama 4 hari. Perang itu terjadi tanggal 11 Desember 1945 – 15 Desember 1945. Nah, perang ini memperebutkan kota Ambarawa dari serangan sekutu. Perang ini dipimpin oleh Panglima Jenderal Soedirman. Nah untuk memperingati momen ini maka didirikanlah “MONUMEN PALAGAN AMBARAWA”.


Harga tiket masuk Monumen ini murah kok hanya Rp 5000,- nanti di dalam kita bisa melihat museum Isdiman yang terkenal horrible. Disini kita bisa melihat berbagai peninggalan dari sekutu. Ada seragam, senjata, miniatur perang palagan, dan banyak lagi dah. Murah kan?



Yeah, ini Klenteng yang paling tenar di Ambarawa. Gimana kagak tenar? Orang ini klenteng satu – satunya. Hehehe. Sebenarnya Kiri belum pernah ke tempat ini. paling cuma lewat dan ternyata viewnya bagus banget. Biasanya kalau hari – hari besar Cina disini ramai. Wajib nih kesini. Daaaan TIDAK DIPUNGUT BIAYA MASUK a.k.a GRATIS. Bahagianya hati ini.


Sholatnya jangan lupa ^^

“Bro, puas deh jalan – jalan di kota kecil lu ini. “ kata si Kanan
“masih mau lanjut ga nih??” kata Kiri
“kayaknya gue udah ga kuat nih. Di Jakarta sono panas, apalagi gue dipake tiap hari sekarang udah tipis.”
“Yah, emang ga ada motor?” kata si Kiri
“ada, cuma boros bensin dan tau sendiri kota Jakarta gimana? banyakan macet jadi ga usah dah”
“kalo gue pengen punya motor matik. Yang semacam Yamaha Mio Fino FI. Bentuknya asik bisa buat jalan – jalan nyantai gitu.”
“ooo biar lu bisa ke tempat – tempat gratisan macam ini lagi kan?”
“hahaha … lebih tepatnya sih untuk HEMAT uang aja. oh iya, by the way modal jalan kita tadi habis berapa yah ??” 


“gue mah susah kalo mau hidup hemat. Apalagi cuma modal 50 ribu aja, di Jakarta mana cukup?”
“kata siapa? Ya itu sih bergantung orangnya. Kita sebagai generasi muda harus bisa berfikir kreatif dong. Bagaimana caranya uang 50 ribu bisa tahan 1 hari di kota yang membutuhkan biaya yang banyak.”
“dimulut gampang.. kenyataannya?”
“mau bukti? Kemanapun asyik walau modal ga asik. Seperti mereka nih …. Pantas ditiru”

3 komentar:

  1. Perjalanan yang keren cayooooo

    BalasHapus
  2. keren bgt mantab makasih dh berbagi cerita ya

    BalasHapus
  3. Saya bekerja sebagai SPG produk kosmetik terbaik di indonesia, kebetulan lagi browsing dan ketemu blog ini dan artikelnya memberikan banyak manfaat. Makasih ya.

    BalasHapus

Pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak komentar yang baik. Dapet pahala donk.. Semua komentar bisa masuk asal tidak menyinggung pihak manapun yah ^^

Translate it on: