Well,
hei para pembaca setia blog inyih !!!! nyahahahaha..... gimana kabar gue??
Tetep kece donk. Gw gitu loh. Hmm beberapa hari ini gw baru ngerasain banget
yang namanya GALAU yang bukan disebabkan oleh CINTA. Tapi, disebabkan oleh
sesuatu yang lebih penting dari uang dan cinta. Pengen tau ?? beneran?? Enggak
nyesel?? Ya udah kalo gw maksa. Gw itu selama 1 minggu ini kehabisan PULSA
MODEM ! aaaa *teriak seksi*
But,
ke-GALAU-an gw berkurang gara – gara nenek gw dengan seneng cerita tentang
kisah PEWAYANGAN JAWA. Yaitu cerita tentang DEWI SRI. cerita ini juga cukup populer dikalangan orang - orang yang asli JAWA TENGAH.
Mungkin kalian pernah denger cerita ini tapi dalam bahasa Indonesia. Tapi kalo belum simak dengan baik yeee.... nyahahahahaha
Mungkin kalian pernah denger cerita ini tapi dalam bahasa Indonesia. Tapi kalo belum simak dengan baik yeee.... nyahahahahaha
Pada jaman
dahulu banget di kahyangan para dewa dan dewi hidup dengan aman dan makmur. Hidup
seorang dewi yang amat cantik. Dewi Sri namanya. Karena kecantikannya yang
tiada tara itu, banyak kalangan dewa yang menyukai dewi Sri, tak terkecuali
manusia. Karena dewi tau bahwa dirinya itu di sukai oleh para dewa dan manusia,
lama – kelamaan dia menjadi sombong.
Pernah suatu
hari, dewi Sri turun ke bumi untuk melihat – lihat keadaan bumi. Ketika sampai
di bumi dewi sri sangat terkejut ketika melihat sebuah desa yang rakyatnya di
huni oleh penduduk yang kelaparan.
Para penduduk
yang melihat dewi sri pun memohon di hadapannya agar desanya di beri berkah
untuk para penduduk berupa beras. Semua orang memohon pada Dewi Sri. Tetapi karena
diselimuti rasa kesombongan, dewi Sri pun tak mengubris permohonan para
penduduk dan memilih untuk kembali ke kahyangan.
Sesampainya
di kahyangan, dewi Sri bertemu dengan batara guru yang mengetahui kejadian yang
barusan di alami oleh dewi Sri.
“ Baginda
guru, maaf saya tidak memohon ijin untuk turun ke bumi” kata Dewi Sri.
“Duhai
dewi. Kenapa engkau turun ke Bumi??” tanya Batara guru
“hamba
ingin memberi berkah kepada penduduk di bumi baginda. Tetapi, setelah hamba
lihat – lihat, ternyata mereka sudah mendapat jatah yang layak dan hamba rasa
sudah tap perlu ditambahkan lagi baginda.”
“apa engkau
berkata jujur?”
Dengan gugup
dewi sri hanya mengangguk pelan. Seketika, batara guru mulai marah dengan
perbuatan dewi Sri.
“kenapa
engkau tidak memberi makan kepada penduduk di desa itu dewi Sri?” tanya batara
guru
“hamba
sudah memberi mereka makan, baginda.”
“apakah
engkau yakin? Saya memiliki sepasang bola
mata yang dapat melihat seluruh alam. Tubuh yang besar sehingga dapat
memindah bulan dan matahari. Pikiran yang tajam sehingga dapat memutar balik
siang dan malam. Jangan berdusta dewi. Karena sesungguhnya saya tau apa yang
engkau perbuat di bawah sana.”
“ampun
baginda !! hamba mengaku salah.”
“kenapa
engkau tak memberi mereka makan?”
“hamba
tidak dapat memberitahu baginda. Maaf !”
“kenapa
tidak?”
Dewi sri
hanya diam saja. Dia takut akan hukuman yang diterimanya nanti. Dewi sri
menangis dan berlutut ke batara guru, memohon agar tidak mendapat hukuman. Tapi,
nasi udah mejadi bubur dan tak bisa jadi lontong. Oh mai gat !!!
“rasa
kesombongan telah menutupi hatimu. Kesombongan karena parasmu tidak ada apa –
apanya. Kesombonganmu merupakan jalan yang menuntunmu ke jalan yang salah. Jalan
yang menyesatkan kebaikanmu. Jalan yang suram untuk terlihat. Jalan yang mudah
diikuti, tapi sulit untuk keluar. Harusnya engkau malu akan perbuatanmu dewi !”
“maafkan
saya baginda ! saya sadar saya salah. Apakah baginda akan menghukum hamba yang
engkau karuniai paras nan rupawan ini?”
“bukan saya
yang memberi paras nan indah. Tapi kebaikan orang tuamu yang memberi paras nan
rupawan itu. Namun, kesombonganmu yang telah mengkhianati kebaikan orang tuamu.
Sehingga parasmu itu tak ada gunanya lagi. Maka sebagai balasan agar engkau
jera. Akan aku rubah wujudmu menjadi seuatu yang berguna bagi penduduk yang
memohon berkahmu. Ke bentuk dimana engkau tak bisa menyombongkan diri lagi. Ke bentuk
dimana engkau akan berbagi dengan orang lain. berubah ke wujud yang lemah jika
tak dirawat orang lain. engkau akan kurubah menjadi bentuk yang dapat memberi
orang – orang disana makan dengan layak.”
Seketika Langit
menjadi suram. Bunyi guntur terdengar menggelegar. Angin bertiup dengan
kencang. Hujan turun dengan lebatnya. Dewi sri hanya bisa menangis selama dirinya berubah dan jatuh ke bumi. Dewi sri hanya berteriak meminta ampun. Tapi
sia –sia karena wujudnya telah berubah menjadi PADI. Tanaman kecil yang banyak
memberi kehidupan di muka bumi ini.
Well,
gimana?? Bagus ga?? Itu cerita nenek gw loh. Bukan dari gw sendiri. Dan menurut
gw, jadi orang itu janganlah suka menyombongkan diri. Mentang – mentang punya
kelabihan yang dipuja – puja orang. Jadi sombong gitu?? Enggak !!!! yang ada
kelebihanmu itu akan jadi kekurangan di dirimu sendiri yang udah ditutup oleh
rasa kesombongan.
jadi, kalo orang jawa bilang, "dewi sri itu baik. bener. emang baik karena ngasih kehidupan dibumi berupa beras untuk dimakan. tapi dewi sri juga buruk karena sifat SOMBONG yang ada dalam dirinya."
jadi, kalo orang jawa bilang, "dewi sri itu baik. bener. emang baik karena ngasih kehidupan dibumi berupa beras untuk dimakan. tapi dewi sri juga buruk karena sifat SOMBONG yang ada dalam dirinya."
Yeah
! thx udah mampir di sini. Kalo ada salah kata gw minta maaf. Kalo kalian suka
ya makasih banget. Kalo ga suka juga ga apa-apa.
oalah gitu thow ceritanya si Dewi Sri, oh ya bukannya ada cerita ya kalau dewi sri minta kita juga makan sayur, daging, dll biar ada temennya di perut kita :roll:
BalasHapusredbike # emang ada ya??? tapikan di setiap daerah di pulau jawa beda - beda :3
Hapuskatanya dewi sri itu asli banyuwangi?
BalasHapusehh. yang bener yang mana sih?
kok jadi galau gini sih dewi srinya. ..
Ocha # loh. kan saya ga bilang cerita ini asli Jawa Tengah :)
Hapus